Monday, March 7, 2016

Sejarah Gudeg


     Banyak di antara masyarakat yang tidak mengetahui sejarah keberadaan makanan tradisional termasuk gudeg. Sebagian besar orang hanya mengetahui Gudeg berasal dari Yogyakarta. Sejatinya Gudeg mengalami perjalanan sejarah yang panjang sebelum menjadi ikon kuliner Yogyakarta.


     Sejarah gudeg di Yogyakarta dimulai bersamaan dengan dibangunnya kerajaan Mataram Islam di alas Mentaok yang ada di daerah Kotagede pada sekitar tahun 1500-an. Saat pembangunan kerajaanMataram di alas Mentaok, banyak pohon yang ditebang, dan diantaranyaadalah pohon nangka, kelapa, dan tangkil atau melinjo, karena banyaknya buah-buahan tersebut, akhirnya mendorong para pekerja untuk membuat makanan dari bahan-bahan tersebut. Untuk memenuhi makan para pekerja yang jumlahnya begitu besar, nangka muda yang dimasak jumlahnya juga sangat banyak. Bahkan untuk mengaduknya atau dalam bahasa jawa disebut hangudek harus menggunakan alat menyerupai dayung perahu. Dari proses mengaduk / hangudeg ini makanan yang diciptakan dari nangka muda ini disebut Gudeg.



     Selain itu, gudeg juga tercatat dalam karya sastra Jawa Serat Chentini. Diceritakan di dalamnya, pada tahun 1600-an saat Raden Mas Cebolang tengah singgah di padepokan Pangeran Tembayat yang saat ini berada di wilayah Klaten. Di sana Pangeran Tembayatmenjamu tamunya yang bernama Ki Anom dengan beragam makanan, dan salah satunya adalah Gudeg. Gudeg sejatinya bukanlah makanan yang berasal dari lingkungan kerajaan, melainkan dari masyarakat. Meskipun demikiian, untuk menjadi makanan tradisional yang setenar saat ini, perlu proses yang panjang. Karena proses memasaknya yang lama dan pada waktu itu belum banyak berjualan, Gudeg sering dijadikan makanan nazar, atau wujud rasa sukur.

     Kemudian pada tahun 1940-an bersamaan dengan ide Presiden Soekarno membangun Universitas di Yogyakarta (UGM), gudeg mulai berkembang dan banyak dikenal masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, sektor wisata juga semakin berkembang. Hal ini melatarbelakangi pemerintah untuk mengkonstruksi sentra gudeg baru, yang berada di Wijilan sekitar tahun 1970-an. Hingga saat ini gudeg telah menjadi ikon kuliner Yogyakarta, keberadaanya mudah ditemukan di setiap sudut kota pelajar ini. Gudeg pun telah berkembang dengan beragam varian.
Previous Post
Next Post

0 Comments:

Post Komentar Anda!!!